Babad Gijanti (Pratelan Namaning Tijang Lan Panggenan)

BABAD Giyanti (Babad Gijanti) membahas peristiwa-peristiwa politik yang terjadi di pulau Jawa antara tahun 1741 dan 1757. Peristiwa-peristiwa ini ditulis menurut sudut pandang atau opini Yasadipura. Tahun 1746 merupakan sebuah lembaran hitam dalam sejarah Jawa.

Babad Giyanti adalah naskah dalam bentuk syair atau tembang macapat beraksara dan berbahasa Jawa karya Raden Ngabei Yasadipura I, pujangga kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Hingga kini, setidaknya naskah Babad Giyanti yang dikenal pula sebagai Serat Babad Surakarta ditemukan dalam tiga versi. Satu naskah Babad Giyanti anonim yang ditulis pada tahun 1820 dan dua versi sama dengan terbitan berbeda dari NV Boedi Oetama tahun 1916 sampai dengan 1918, serta oleh Bale Pustaka tahun 1937 sampai 1939.

Naskah Babad Giyanti yang tidak menyebutkan penulis dan penerbit dengan jelas (anonim) diawali dengan kisah tentang keberangkatan Sunan Kabanaran ke arah timur untuk membantu perang di Surabaya dilanjutkan perang Mangkubumi, dan diakhiri dengan kisah Tumenggung Arung Binang.

Diceritakan dalam sub judul Mangkubumèn, Awit Bêdhah Madiun, Tuwin Pranaraga ini tentang Adipati Panaraga dan bupati mancanegara yang mempersiapkan pasukan di Barakal.

Dilanjutkan cerita tentang Pangeran Mangkunagara, Kudanawarsa, dan Pangeran Natakusuma dalam peperangan melawan Kumpeni, sampai takluknya Madiun dan Panaraga.

Naskah Babad Giyanti terbitan N.V. Boedi Oetama dan Bale Pustaka diawali cerita tentang Susuhunan Pakubuwono II di Kartasura yang diserang pemberontak Cina. Pakubuwono II dengan dibantu Cakraningrat IV dan VOC akhirnya berhasil lolos dan memadamkan peperangan.

Sebagai kompensasinya, Pakubuwono II harus menandatangani perjanjian dengan kompeni di Kraton Kartasura pada November 1723 atau tahun Ehe 1668 yang menyebutkan bahwa pemerintahannya akan selalu memihak dan bekerja sama dengan kompeni.

Buku Babad Giyanti terbitan Bale Pustaka terdiri atas 21 jilid yang diterbitkan sepanjang tahun 1937 sampai dengan 1939.

Babad Gijanti (Pratelan Namaning Tijang Lan Panggenan)
Bale Poestaka, Batavia-C, 1939

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *