Cara Memahami Makna Videografi

MAKNA videografi, secara bahasa, dari bahasa Latin: video-vidi-visum, yang artinya melihat (punya daya penglihatan) atau yang dapat dilihat gerakannya (visualisasi) sedangkan grafi berarti lukisan atau gambar.

Jadi, videografi, dalam artian sederhananya, bolehlah diartikan visualisasi sebuah gambar yang memiliki daya penglihatan (karena bergerak dan bersuara) lewat sinyal pengiriman elektronik.

Videografi merupakan salah satu jenis media audio visual, dengan ciri merekam kejadian menjadi satu gambar. Videografi adalah sebuah proses pengambilan beberapa gambar bergerak pada media elektronik.

Berbeda dengan fotografi, yang maknanya seringkali diartikan sebagai foto: cahaya, dan grafis: melukis. Fotografi adalah melukis dengan cahaya, karena sedikit banyak menggunakan dukungan cahaya alami atau buatan untuk menghasilkan sebuah gambar.

Videografi berada satu tingkat lebih maju dibandingkan fotografi meski dasar-dasar praktiknya tidak berbeda jauh. Fotografi sebatas menghasilkan gambar dan videografi menghasilkan gambar dan suara.

Lantas, bagaimana dengan posisi sinematografi? Secara kasat mata kan, sinematografi itu gambar dan suara juga (audio visual)? Sama-sama ambil gambar dengan kamera? Benar, memang terlihat serupa, tapi sebenarnya tidak sama.

Dari pengalaman admin, urutannya begini: fotografi-videografi-sinematografi. Tingkat tertinggi dari karya audio visual adalah sinematografi, yang kalau boleh diartikan: dari kata kinema (gerak), photos (cahaya), graphos (lukisan/tulisan).

Makna sinematografi adalah aktivitas melukis gerak dengan bantuan cahaya. William Friese-Greene merupakan penemu dan fotografer profesional Inggris yang produktif.

Dia dikenal sebagai pionir di bidang perfilman setelah merancang serangkaian kamera tahun 1888–1891 dan memotret gambar bergerak dengan kamera itu di London.

Videografi baru booming ketika dunia teknologi melahirkan YouTube, sebuah situs web berbagi video yang dibuat oleh tiga mantan karyawan PayPal pada 14 Februari 2005.

Situs web ini memungkinkan pengguna mengunggah, menonton, dan berbagi video. Setiap orang, selama dia memiliki alat untuk merekam gambar dan suara, dapat membuat karya videografi.

Seseorang yang disebut kameramen dadakan dapat mereka suatu momen yang dapat dinikmati di kemudian hari, baik sebagai kenangan atau bahan kajian untuk memelajari apa yang pernah terjadi.

Jadi, videografi itu mudah, lebih simpel, banyak digunakan berbagai kalangan untuk ragam kepentingan, mulai dari individu hingga kelompok. Bahkan, sangat mungkin sekarang, setiap perusahaan punya arsip dalam bentuk video.

Untuk menghasilkan karya videografi, tidak membutuhkan hal rumit, semacam skrip, atau storyboard. Bisa langsung praktik secara natural atau alami, tidak butuh banyak personel dan alat-alat pelengkap yang canggih. Bimsalabim, jadilah sebuah dokumentasi wedding atau ulang tahun atau liputan ringan.

Contoh hal yang mudah dilakukan, adalah merekam kejadian apa yang terjadi di depan atau sekeliling kita, dengan kamera ponsel. Ini saja sudah bisa disebut sebagai videografi. Begitu pula, saat CCTV merekam kejadian pencurian di sebuah perumahan, itu juga videografi.

Dengan semakin canggihnya alat rekam gambar dan suara (ponsel/HP, kamera mirrorless, DSLR atau bahkan kamera saku), karya-karya videografi menjadi lebih terkesan bagus, punya efek visual, yang seringkali mendekati hasil karya sinematografi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *